√Translate Bahasa JAWA ke Indonesia (Ngoko & Krama) - Info Lecak
Akan tetapi sebelum membahas lebih jauh tentang Translate Bahasa JAWA ke Indonesia (Ngoko & Krama), tidak ada salahnya kami ucapkan selamat datang ke situs Info Lecak, sebuah situs yang berisi berbagai informasi dan tutorial. Seperti salah satunya informasi mengenai Translate Bahasa JAWA ke Indonesia (Ngoko & Krama). Oke yuk langsung disimak ulasan lengkapnya dibawah ini.
Ulasan Lengkap Translate Bahasa JAWA ke Indonesia (Ngoko & Krama)
Seperti yang telah kita ketahui, negara Indonesia merupakan salah satu negara yang sangat kaya akan ragam kebudayaan di dalamnya.
Tak hanya kesenian daerah, bahasa pun menjadi salah satu kekayaan bangsa yang tidak ternilai harganya.
Suku Jawa sendiri menjadi salah satu suku terbesar yang menjadi penghuni dari tanah Nusantara ini. Sehingga tidak apabila banyak yang penasaran serta ingin mempelajarinya bahasanya lewat translate bahasa jawa atau kamus bahasa jawa atau bahkan langsung bercakap – cakap dengan penduduk asli Jawa.
Untuk beberapa kata dalam Bahasa Jawa juga mudah dipahami sebab merupakan serapan dari bahasa Indonesia.
Bahasa jawa mempunyai tingkatan yang berbeda mulai dari krama halus, krama inggil, serta ngoko.
Untuk kalian yang ingin mempelajari Bahasa Jawa, kami sajikan layanan terjemahan atau translate Bahasa Jawa ke Indonesia di bawah ini.
Translator Bahasa Jawa di atas memudahkan kalian dalam mengartikan kata atau translate dari Bahasa Indonesia menjadi Bahasa Jawa.
Variasi Bahasa Jawa yang didukung pada program translate Jawa di atas mencangkup beberapa krama (tingkatan) yang ada di dalam Bahasa Jawa, seperti:
- Bahasa Jawa Krama: Merupakan tingkatan Bahasa Jawa yang sopan
- Bahasa Jawa Kramantara: Merupakan tingkatan Bahasa Jawa yang berbentuk krama namun dicampur dengan Bahasa Inggil.
- Bahasa Jawa Wredha-Krama: Merupakan Bahasa Krama untuk orang yang sudah tua.
- Bahasa Jawa Krama Pasar: Merupakan bahasa krama dalam bentuk lisan.
Bahasa Jawa
Bahasa Jawa merupakan bahasa Austronesia yang sangat banyak digunakan oleh penduduk dengan suku Jawa yang berada di area Jawa bagian tengah serta timur pulau Jawa.
Tak hanya itu saja, Bahasa Jawa pun dituturkan oleh diaspora Jawa yang berada di wilayah lain Indonesia. Contohnya ada pada wilayah Sumatra dan Kalimantan, dan di luar Indonesia seperti Belanda, Suriname serta Malaysia.
Jumlah total penutur bahasa Jawa ini diperkirakan mencapai hingga 75,5 juta orang di tahun 2006 lalu.
Sejarah Bahasa Jawa
Secara garis besar, perkembangan bahasa Jawa terbagi pada dua fase bahasa berbeda, yakni bahasa Jawa Kuno & bahasa Jawa Baru.
Berikut penjelasannya:
1. Bahasa Jawa Kuno
Bentuk paling awal dalam bahasa Jawa Kuno yang terlestarikan pada tulisan, yakni ada pada Prasasti Sukabumi, yang berasal dari tahun 804 Masehi.
Sejak pada abad ke 9 sampai 15, ragam bahasa satu ini umum dipakai di daerah pulau Jawa.
Bahasa Jawa Kuno biasanya ditulis ke dalam bentuk puisi berbait, sehingga sering juga disebut sebagai kawi (bahasa kesusastraan).
Dalam sistem tulisan yang dipakai dalam bahasa Jawa Kuno adalah adaptasi dari aksara Pallawa yang asalnya dari negara India.
Hampir sebanyak 50% dari keseluruhan kosakata yang ada pada tulisan Jawa Kuno berakar dari bahasa Sanskerta, meskipun bahasa Jawa Kuno juga mempunyai beberapa kata serapan dari beberapa bahasa lain di Nusantara.
Ragam bahasa Jawa Kuno yang dipakai dalam beberapa naskah dari abad ke 14 dan berikutnya juga kerap disebut sebagai “bahasa Jawa Pertengahan”.
Meski ragam bahasa Jawa Kuno serta Jawa Pertengahan tak lagi dipakai secara luas di daerah Jawa setelah abad ke 15, namun kedua ragam itu masih lazim dipakai pada daerah Bali untuk keperluan ritual keagamaan.
2. Bahasa Jawa Baru
Bahasa Jawa Baru tumbuh ke dalam ragam literer utama bahasa Jawa sejak pada abad ke 16.
Peralihan bahasa satu ini berlangsung secara bersamaan dengan datangnya pengaruh Islam.
Pada mulanya, ragam baku dari bahasa Jawa Baru berdasarkan ragam bahasa wilayah pantai utara Jawa yang mana warganya di masa itu telah beralih ke Islam.
Karya tulis yang ada dalam ragam bahasa ini banyak bernuansa keislaman serta sebagian berupa terjemahan bahasa Melayu.
Bahasa Jawa Baru juga ikut mengadopsi huruf Arab serta menyesuaikannya ke dalam huruf Pegon.
Kebangkitan Mataram ini menimbulkan ragam tulisan baku bahasa Jawa yang beralih dari wilayah pesisir menuju pedalaman.
Ragam tulisan itulah yang dilestarikan oleh para penulis Surakarta dan Yogyakarta sehingga menjadi dasar untuk ragam baku bahasa Jawa masa kini.
Sistem Penulisan
Sekarang ini, bahasa Jawa modern ditulis dengan memakai empat jenis aksara, yakni aksara Jawa, abjad Pegon, alfabet latin, dan aksara lain
Berikut penjelasannya secara singkat:
1. Aksara Jawa
Aksara Jawa adalah aksara yang berumpun Brahmi diturunkan dari aksara Pallawa melalui aksara Kawi.
Aksara itu muncul di abad ke-16 tepatnya di zaman keemasan sampai akhir Kerajaaan Majapahit.
Pada waktu sekarang ini, aksara jawa sudah dipakai secara luas di ruang publik, khususnya di wilayah Surakarta serta Yogyakarta.
Aksara Jawa dipasang untuk mendampingi alfabet Latin di papan nama jalan, nama instansi, ataupun di tempat umum.
Aksara Jawa ini juga aksara Bali serta Carakan Cirebon, keduanya sama – sama diturunkan dari versi awal dari aksara Jawa di abad ke-16.
2. Abjad Pegon
Kata pegon memiliki arti “menyimpang”, maksudnya jika bahasa Jawa yang ditulis memakai abjad Arab adalah sesuatu yang tak lazim.
Abjad Pegon muncul bersamaan dengan masuknya Islam di Jawa dan berkembang selama masa – masa keemasan Kerajaan Demak sampai Kerajaan Pajang.
Abjad Pegon ini berkerabat dengan abjad Jawi (Arab – Melayu) dengan mengadopsi beberapa huruf Arab standar yang dengan ditambahkan dengan huruf baru yang sama sekali tidak ada kaitannya dengan Arab.
Meski berbau Arab, orang Arab tidak akan bisa memahami abjad ini.
Jika pada abjad Jawi selalu tidak ada harakat / penanda vokal, maka pada abjad Pegon ada yang berharakat dan juga ada yang tidak.
3. Alfabet Latin
Alfabet Latin mulai diintensifkan guna mentranskripsi berbagai karya yang ditulis dengan memakai aksara Jawa serta Pegon di abad ke-19.
4. Aksara lain
Di zaman dahulu, bahasa Jawa kuno ini ditulis memakai aksara Kawi serta aksara Nagari.
Aksara ini Banyak ditemukan dalam berbagai prasasti dari abad ke 8 sampai 16, aksara ini terus mengalami perubahan baik dari segi bentuk serta tipografinya.
Dialek Bahasa Jawa
Berdasarkan penuturan oleh J. J. Ras yang merupakan seorang profesor bahasa dan sastra Jawa di Universitas Leiden, adapun beberapa dialek bahasa Jawa yang dikelompokan berdasarkan persebarannya.
Diantaranya yaitu:
1. Dialek Tengah
Untuk wilayah Madiun-Kediri-Blitar, Surakarta-Yogyakarta, Blora-Rembang-Pati, Semarang-Demak-Kudus-Jepara.
2. Dialek Barat
Untuk wilayah Indramayu-Cirebon, Banyumas-Bagelen, Banten, Tegal-Brebes-Pekalongan.
3. Dialek Timur
Untuk wilayah Banyuwangi, Surabaya-Malang-Pasurusan.
The post Translate Bahasa JAWA ke Indonesia (Ngoko & Krama) appeared first on Tuliskan.
Sekian dulu ulasan mengenai Translate Bahasa JAWA ke Indonesia (Ngoko & Krama) yang bisa kami sampaikan untuk sobat semuanya. Kami ucapkan banyak terima kasih karena sudah mengunjungi situs infolecak. blogspot. com dan membaca urian diatas hingga selesai. Harapannya apa yang kami sampaikan diatas dapat menambah wawasan kita semuanya, terlebih untuk Anda yang memang sedang mencarinya. Jangan lupa bahagia dan sampai jumpa di postingan selanjutnya.
Post a Comment for "√Translate Bahasa JAWA ke Indonesia (Ngoko & Krama) - Info Lecak"